Selasa, 08 Maret 2011

Doa Agar Allah Mewujudkan Apa yang Menjadi Hajatnya

Dari Abdullah bin Abi Aufa ra, Nabi saw bersabda, “Barang siapa memiliki suatu hajat kepada Allah swt atau kepada salah seorang dari Bani Adam ( manusia), hendaklah dia berwudhu dengan sempurna. Setelah itu, mendirikan shalat dua rakaat (shalat hajat), lalu memuji dan mengagungkan Allah swt serta bersalawat kepada Nabi saw.” (HR. Tirmidzi dan Nasai)

Dalam hadits yang lain disebutkan :
Dari Abu Darda ra, Nabi saw bersabda, “Barang siapa berwudhu dengan sempurna lalu  mendirikan shalat dua rakaat (shalat hajat) dengan sempurna pula, maka Allah akan memberikan apa yang dia minta, cepat atau lambat.” (HR.Ahmad)

Dan setelah itu bermohonlah kepada Allah swt dengan doa setelah shalat hajat berikut ini :

“Laa ilaaha illallaahul haliimul kariim, subhanaallaahi rabbil ‘arsyil ‘adzim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin, as-aluka muujibaati rahmatika, wa ‘azaa-ima maghfiratika  wal ghaniimata min kulli birriw wassalaamata min kulli itsmiw wa laa tada’lii dzamban illaa ghafartahu, wa laa hamman illaa farrajtahu, wa laa haajatan hiyalaka ridhan illaa qadhaitahaa  ya arrhamarraahimiin.”

“Tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik ‘Arsy yang agung. Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku memohoon kepada-Mu akan limpahan rahmat, ampunan dan kebaikan-Mu dan juga keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan dosa padaku kecuali Engkau ampuni. Jangan Engkau tinggalkan kesusahan kecuali Engkau singkirkan. Jangan Engkau tinggalkan suatu keperluan (hajat) utnuk mencapai ridho-Mu kecuali Engkau kabulkan, wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.”

(Bila belum terpenuhi hajatnya, lakukanlah sampai tujuh kali berturut-turut atau sampai waktu tertentu)

Kemudian cara lain yang dapat kita amalkan adalah, disebutkan dalam sebuah hadist yang diungkapkan oleh Imam As-Suyuthi dalam kitabnya, Ad-Durrul Mantsur Fit-Tafsiril Ma’tsur, bahwa Nabi saw bersabda: “Al-Fatihah itu untuk keperluan apa saja tergantung maksud pembacanya”. Setelah Imam As-Suyuthi menyelami dan mencermati hadits itu, dia berkesimpulan bahwa ternyata karena surat Al-Fatihah memuat lima Nama Allah yang sangat tinggi kedudukannya dan sangat mulia martabatnya. Didalamnya mengandung Nama Teragung Allah (al-ism al-a’zham). Dimana disebutkan dalam banyak hadits Nabi saw, bahwa jika Allah swt diseru dengan Nama-Nama-Nya, niscaya Dia mengabulkan, dan jika diminta dengannya, niscaya Dia memberi. Baik itu permintaan yang berhubungan dengan dunia maupun agamanya.

Petunjuk penggunaan surat Al-Fatihah untuk keperluan dan kepentingan tertentu oleh para ulama saleh, kemudian  secara teknis dikembangkan lebih rinci lagi. Bukan hanya caranya saja, tapi juga terhadap macam-macam kebutuhan dan keperluan. Meskipun hal ini tetap berpegang kepada apa yang telah diajarkan Nabi saw.

Dalam hal ini, kita bisa mengikuti apa yang telah diamalkan oleh Syeikh Muhyiddin Ibnu ‘Arabi. Menurutnya, orang yang mempunyai suatu hajat (kebutuhan), maka hendaknya dia membaca surat Al-Fatihah dengan kusyu’ dan hikmat sebanyak 40 kali, setelah selesai shalat magrib dan sunnah ba’diyahnya. Jangan bangun dari tempat duduk sebelum menyelesaikannya. Setelah itu sebutkan hajatnya tersebut, dan tutuplah dengan membaca doa dibawah ini:

"Ilaahii 'ilmuka kaafin 'anissu-aali, ikfinii bihaqqil faatihati su'lan, wa karamuka kaafin 'anil maqaali, akrimnii bihaqqil faatihati maqaalan wa hashshil maa fii dhamiirii."

"Ya Allh ya Tuhanku, pengetahuan-mu telah cukup, sehingga tak perlu lagi adanya permintaan. Dengan kedudukan Al-Fatihah, penuhilah permintaanku. Kemuliaan-Mu telah cukup, sehingga tak memerlukan lagi kata-kata. Maka dengan kedudukan Al-Fatihah, penuhilah apa yang ada dalam benakku."




1 komentar:

  1. bismillah mudah2han doa sya terkabul..Amin...terima kasih :)

    BalasHapus